Tanpa disadari kita sering mengalami kesalahan dalam penggunaan obat. Demam sedikit, langsung minum obat jenis A, tanpa ada konsultasi dengan dokter. Padahal obat ialah racun bagi tubuh, semakin banyak obat yang dikonsumsi tubuh maka akan mengakibatkan resistensi, atau berpengaruh buruk bagi tubuh terutama bagian hati, dan ginjal.
Kesalahan
penggunaan obat dapat menyebabkan penggunaan obat yang tidak tepat, sehingga
tidak berefek untuk menyembuhkan, tapi malah membahayakan. Beberapa faktor yang
terkait dengan kesalahan penggunaan obat adalah sebagai berikut.
Obat dengan nama, atau
kemasan yang mirip belum tentu bisa digunakan atau diminum terus. Perlu ditentukan
dosisnya sesuai dengan berat badan pasien. Kenyataan yang sering ditemukan
ialah mereka menggunakan obat tanpa memperhatikan dosis yang tepat. Akibatnya
efek yang ditimbulkan obat tidak ada sama sekali, tapi malah menunjukkan gejala
lain.
Kesalahan ini sering
terjadi karena kita mengukur waktu dengan hari, bukan dengan jam. Misalnya
dokter meresepkan untuk minum obat 3 kali sehari. Presepsi kebanyakan orang
awam ialah pada waktu pagi, siang, dan malam. Padahal maksud yang sebenarnya
ialah setiap 4 jam sekali, karena waktu menurut hari itu relatif, dan tidak
bisa diukur.
Hal ini sangat sering
terjadi karena kita merasa sudah sembuh, padahal obat yang diresepkan dokter
masih tersisa. Ini memungkinkan akan kambuh kembali penyakitnya dilain waktu,
karena siklus pemberian obat tidak dilalui dengan sempurna.
Obat yang diresepkan dokter, sudah ditentukan jumlah dosisnya, namun karena obat yang sebenarnya berfungsi untuk mematikan kuman atau bakteri yang menginfeksi tubuh tidak diminum sepenuhnya, maka ada kuman atau bakteri yang tersisa sehingga memungkinkan untuk kambuh kembali sakitnya.
Oleh karena itu jika dokter memberikan obat, hendaknya diminum sampai habis, walaupun sudah merasa sehat sepenuhnya.
Obat yang diresepkan dokter, sudah ditentukan jumlah dosisnya, namun karena obat yang sebenarnya berfungsi untuk mematikan kuman atau bakteri yang menginfeksi tubuh tidak diminum sepenuhnya, maka ada kuman atau bakteri yang tersisa sehingga memungkinkan untuk kambuh kembali sakitnya.
Oleh karena itu jika dokter memberikan obat, hendaknya diminum sampai habis, walaupun sudah merasa sehat sepenuhnya.
4. Menggunakan obat tanpa melakukan tes
alergi obat
Uji alergi obat perlu dilakukan sebelum menggunakan jenis obat tertentu |
Tidak semua orang cocok
dengan obat yang sama. Ada sebagian yang alergi terhadap obat sehingga
memuculkan efek lain. Maka dari itu perlu dilakukan uji alergi sebelum
mengkonsumsi obat.
Perlu diingat sekali lagi, obat ialah
racun bagin tubuh kerena dia adalah benda asing bagi tubuh. Kesalahan dalam
penggunaan obat dapat mengakibat kecacatan, dan kematian. Jika ingin efek obat
tersebut untuk mengobati bagian tubuh yang sakit, maka gunkanlah obat sesuai
dengan prinsip benar meminum obat.
Kebiasaan yang paling sering waktu minum obat cair tapi lupa dikocok terlebih dahulu. Aduh manisnya obat mengendap di bawah botol.
BalasHapusIya, benar banget tu Bal! Terima kasih penambahannya!
BalasHapusyang nomor dua masih sering saya lakukan itu mbak, ya gimana ya? cara nginget dosisnya paling mudah gitu 3x sehari ya ngepasi pas jam-jam mau / setelah makan hehe
BalasHapusCara ingatnya dengan buat jadwal minum obat, supaya nggak lupa. Atau bisa buat alarm sebagai pengingat minum obat.
Hapus