Menulis Sebagai Bukti Perawat Itu Ada dan Hidup Selamanya

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label Pasien. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pasien. Tampilkan semua postingan
Oktober 23, 2016

Alasan Pasien Harus Tetap Mandi

by , in
Meskipun dalam keadaan sakit, pasien yang dirawat di rumah sakit baik dalam keadaan sadar maupun tidak, tetap harus mandi. Tentu ini berbeda dengan pendapat orang awam, kalau sakit tidak dibolehkan mandi.

Memandikan pasien merupakan keharusan bagi perawat
Inilah kerja kami para perawat pemula (CoAss) pada saat awal praktek. Memandikan pasien tidak semberangan, apalagi pasien yang tidak sadarkan diri alias koma, perlu kehati-hatian dan pengetahuan dalam memandikannya. Maka dari itu, di Ilmu Keperawatan ada materi khusus dalam memandikan pasien yaitu Keperawatan Dasar Dasar Keperawatan (KDDK).

Saat pertama masuk praktek CoAss, kami melakukan perawatan dasar di Stase KDDK. Tugas kami datang pagi-pagi sebelum jam 7 untuk memandikan pasien. Bayangkan coba datang pagi-pagi ke Rumah Sakit hanyan untuk memandikan pasien. Subhanalllah mulia betul tugas perawat ini.
Tapi sebenarnya untuk apa sih pasien dimandikan? Nah itu dia yang perlu dijelaskan oleh perawat traveler supaya yang pernah menjadi pasien, atau yang menjadi keluarga pasien tidak heran jika orang sakit kegiatan mandi harus tetap dilakukan.

Pagi-pagi udah siap untuk berangkat CoAss

Menurut Nenek kami  Poter & Perry (sok ngaku-ngaku jadi cucu) dalam buku Fundamental Keperawatan, mandi adalah suatu proses menghilangkan kotoran seperti keringat, minyak, sel-sel kulit mati dan bakteri. Mandi salah satu bentuk kegiatan Higiene Personal dalam ilmu pengetahuan kesehatan dan pemeliharaannya.

Sedangkan menurut Nenek kami yang lainnya  Barbara Kozier (banyak ya nenek kami, hehehe) dalam buku Fundamental Keperawatan versi lain, Higiene Personal adalah Suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang, untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Tindakan tersebut seperti mandi, eliminasi (BAB & BAK), higiene tubuh secara umum (perawatan kulit, rambut, kuku, gigi, mulut, hidung, telinga, area kemaluan) dan berhias.

Semua kegiatan ini ada landasan teorinya, jadi kami bukan semberangan memberikan perawatan. Butuh waktu 3 bulan dengan 6 SKS selama kuliah, ditambah 28 hari praktek dengan 3 SKS di satase KDDK untuk mempelajari ilmu ini. Jadi jangan kira saat perawat memandikan pasien atau perawatan lainnya merupakan hal yang sepeele dan mudah dilakukan, semua mempunyai landasan ilmu toh!

Buku-buku yang harus dipelajari Perawat Traveler

Untuk apa mandi?
Mandi mempunyai beberapa tujuan yaitu;
1.     Menghilangkan mikroorganisme transient, keringat dan sel kulit mati.
2.    Menstimulasi sirkulasi darah
3.    Meningkatkan rasa segar dan nyaman
4.    Meningkatkan relaksasi
5.  Mencegah atau menghilangkan bau badan yang tidak sedap.


Tugas kami perawat ialah membantu pasien-pasien yang tidak mampu atau mempunyai keterbatasan untuk melakukan mandi sendiri. Biasanya pasien dengan penurunan kesadaran, pasien yang memilki masalah bau badan, dan adanya infeksi pada kulit akibat jamur.

Nah, kalau pasiennya bisa mandi sendiri langsung ke kamar mandi saja. Yang penting semua pasien yang ada di ruang rawat harus mandi, dan sudah dalam keadaan bersih dan wangi pada pagi harinya.

Kebersihan pasien menjadi tanggung jawab perawat ruangan, karena kinerja perawat juga dipantau oleh suvervisor yang disini ialah case manager. Jadi jika kamu pernah jadi pasien, atau keluarga pasien menemukan perawat yang menyuruh mandi atau menggulung tikar yang digelar keluarga pasien dibawa tempat tidur pasien, jangan kesal atau marah, karena rumah sakit bukanlah tempat tidur keluarga pasien atau  bisa seenaknya datang rame-rame. Semua punya aturan dan prosedurnya, jadi patuhulah ketika kamu menjadi bagian di dalamnya.

Bukan perkara yang gampang

Memandikan pasien bukanlah perkara yang gampang seperti apa yang dilihat oleh kasat mata kebanyakan orang. Butuh kesabaran dan keikhlasan dalam melakukan kegiatan ini. Mungkin banyak yang memandang sebelah mata, sehinga profesi perawat di Indonesia masih belum mendapatkan porsi yang pantas dengan pekerjaannya. Semoga kedepannya ada yang memperhatikan nasib kesejahteraan perawat, Amin ya Allah.
Jadi, kenapa aku bilang memandikan pasien bukan perkara yang gampang? karena sebelum pasien memandikan pasien, kita harus melakukan pengkajian dulu, apalagi pada pasien penurunan kesadaran.

Sebelum memandikan pasien harus lihat dulu statusnya!

Seperti yang aku bilang sebelumnya perawat itu mempunyai landasan ilmu, jadi semua tindakannya haruslah sesuai konsep yang telah ditetapkan. Hal yang paling utama dilakukan dalam pengkajian keperawatan ialah Anamnesa, yaitu menanyakan kepada pasien tentang adanya rasa sakit, kelelahan, adanya terapi tambahan seperti analgesik sebelum mandi.

Bisa saja pasien tiba-tiba drop atau nyeri saat mandi, jadi perawat melakukan tindakan dengan cepat untuk mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya perawat juga melakukan inspeksi dengan kasat mata terhadap kondisi kulit seperti warna, luka akibat tekanan.

Pasien tidak sadarkan diri dalam waktu lama biasanya terdapat luka dekubitus pada bagian punggung dan bokong karena tekanan di tempat tidur. Jadi perawat harus hati-hati dengan luka tersebut, termasuk juga adanya cedera pada bgian tubuh tertentu seperti area persendian.

Perawat juga perlu melakukan palpasi terhadap suhu dan kelembaban tubuh pasien. Apakah pasien demam, atau menggigil karena suhu tubuhnya terlalu rendah. Suhu tubuh normal (36,5-37,5). Setelah dilakukannya pengkajian itu, barulah menyediakan peralatan mandi pasien.

Perlu kehati-hatian dalam memandikan pasien
Perawat tidak sepenuhnya berperan memandikan pasien, karena jika ada keluarga pasien maka kelurgalah yang lebih dianjurkan. Bagi pasien yang memerlukan perawatan lama, kegiatan memadikan pasien hanya dilakan sekali atau dua saja, setelah itu perawat mengajarkan keluarga untuk bisa melakukan sendiri.

Idealnya perawat harus menunggu kegiatan memandikan pasien tersebut selesai dilakukan oleh keluarga. Namun kondisi perawat Indonesia, apalagi di Rumah Sakit Umum Daerah, yang perawatnya sedikit namun kerjaannya banyak, tidak bisa melakukan perawatan awal pagi hari (early morning care) kepada pasien secara penuh.

Kecuali kalau rumah sakit swasta atau luar nagri yang pelayanan dan kepuasan pasien merupakan hal yang no 1. (Semoga perawat di RSUD kita bisa memberikan pelayanan yang terbaik).

Aku saat praktek CoAss di salah satu RSUD sangat merasa kewalahan melakukan kegiatan ini. Apalagi pasien dengan tingkat ketergantungan total care. Uhhh.., harus elus-elus dadalah. Berbagai kondisi dan keadaan pasien aku temukan, begitu juga teman-teman seprofesi denganku. Cukup menjadi rahasia buat kami sajalah para perawat dalam melakukan kegiatan yang mulia ini.

“Jika kamu merasa pekerjaan perawat itu adalah pekerjaan gampangan dan kadang menjjikan, cobalah berfikir dua kali bahkan ratusan kali, karena tanpa kami para perawat, pasien tidak memperoleh rasa nyaman dan profesi lain seperti dokter dan ahli gizi tidak bisa berkerja dengan nyaman. Sesenguhnya kenyamanan itu terletak pada diri perawat.
(Perawat traveler)


Oktober 12, 2016

Duh.., Belum Bersuami Udah Punya Anak Aja

by , in
“Anak orang aja dirawat, apa lagi anak kamu” statusku di medsos sambil menggendong seorang bayi yang baru saja selesai dimandiin.

Udah punya anak aja, Bapaknya mana tuh? :)


Capture seperti itu sering kali digunakan oleh mahasiswi praktek (CoAss) perawat traveler kayak aku ini. Bukan karena pamer ya, tapi ada kepuasan bathin tersendiri ketika kita memberikan yang terbaik untuk pasien, walaupun sebenarnya kita belum pernah mengalaminya.
Kegiatan perawatan pada bayi misalnya seperti memandikan bayi, mengganti popok, memberi susu, maksudnya susu botol ya! mendiamkan bayi yang sedang menangis, sampai menidurkanya, kita lakukan layaknya seorang ibu, meskipun kita sendiri belum jadi seorang ibu. Berutung bangetlah ya dapat istri perawat (nggak papakan promosi).
Awalnya aku juga sempat shock dengan aktivitas ini, meskipun sudah pernah belajar teorinya dan praktek di phantom (boneka praktek), tapi jelas dong berbeda saat kita menghadapi langsung dengan pasien. Apalagi yang kita hadapi ini bayi-bayi yang baru lahir, udah kecil, licin, ditambah lagi kalau sudah nangis, bisa pusing tujuh keliling dibuatnya.
Sebagai seorang perawat yang harus siap dengan kondisi apapun, aku harus menunjukkan sikap profesionalku. Padahal dirumah sendiri saat kakakku melahirkan, jarang sekali aku memegang keponakanku itu, takut nanti kenapa-kenapa. Saat dia menangis atau popoknya basah aku harus teriak-teriak dulu memanggil ibu atau kakakku. Tapi, tidak saat posisiku mengenakan baju putih, aku harus tanggap dengan hal-hal seperti itu. Sedikit saja ada terdengar tangisan bayi, cup,cup,cup, aku langsung menggendongnya.
Ada tiga alasan yang perlu diketahui saat bayi menangis. Pertama karena lapar, kedua karena popoknya basah, dan yang ketiga minta dipegang atau digendong. Tentunya aku harus peka dengan tiga hal itu, harus bisa menggantikan popok, membuat susu botol atau menyuruh ibunya untuk menyusui, dan berperan sebagi ibu pengganti saat bayinya menangis.

Kita ganti dulu popoknya ya dek!
Biasanya pasien ibu muda yang baru melahirkan sangat takut untuk memegang bayinya, meskipun tidak semuanya begitu. Tapi ada lhoe pasien yang tidak tau bagaimana mengganti popok, memandikan, membedung bayi, cara menyusui yang benar, dan saat bayinya menangis, justru dia panik dan panggil-pangil perawat.
Disinilah peran kita sebagai perawat, membimbing dan mengajari mereka. Meskipun kita nggak bisa-bisa kalilah, tapi profesi yang menuntut kita harus bisa melakukannya, dan akhirnya memang bisa.
Ketika memandikan bayi saja misalnya. Harus serba hati-hati melakukannya, karena kulit bayi yang sangat sensitif dan sangat mudah mengalami hipotermi (penurunan suhu). Belum lagi saat disiram pakai air bayinya menangis dengan kencang membuat hati deg-degkan.

Yuk.,, mandi, mandi, mandi, biar bersih!
Kemudian saat dapat piket malam, lagi enak-enaknya tidur dan baru sebentar menyandarkan kepala di meja nurse station, eh tiba-tiba ada panggilan tangisan bayi yang begitu keras membuat kaki harus beranjak dari tempat peristirahatan, menuju ke sumber suara. Cup,cup,cup,cup tidurlah sayang sambil menggendong si bayi tersebut, padahal mata tinggal 5 watt lagi.
Kalau bukan si bayi yang panggil, mamaknya yang panggil bu perawat tolong gantiin popoknya, bubuk perawat asinya nggak keluar, bu perawat bayinya nangis, bu perawat bayi nggak mau tidur, bu perawat, bu perawat, dan bu perawat. Benar-benar harus sabar deh jadi perawat.
Banyak pelajaran yang dapat aku ambil saat praktek di stase Keperawatan Maternitas ini. Disinilah aku terbayang sosok ibu yang begitu sabar merawat dan membesarkanku. Meskipun aku belum punya anak (dikarenakan belum punya suami), tapi aku bisa merasakan bagaimana tulusnya cinta dan kasih sayang IBU.

My Instagram