Menulis Sebagai Bukti Perawat Itu Ada dan Hidup Selamanya

Post Top Ad

April 16, 2018

Cara Membantu Orang Dengan Masalah Kejiwaan

by , in
Salam sahabat Perawat Traveler, semoga dalam keadaaan sehat fisik dan jiwa selalu ya.
Di postingan sebelumnya Perawat Traveler telah memperkanalkan macam-macam gangguan jiwa. Bisa baca di sini.

Postingan kali ini, Perawat Traveler akan menyajikan cara membantu orang dengan masalah kejiwaan seperti yang dijelaskan di postingan sebelumnya. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan sesuai dengan masalah kejiwaan yang dialami.

1. Depresi

Orang yang mengalami depresi sudah tentu tidak bisa melakukan aktivitas kesehariannya. Tindakan yang bisa kamu lakukan untuk membantu temanmu atau keluargamu yang mengalami depresi ialah;

a. Membantunya dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan, tidur, menjaga kebersihan diri, berdoa dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan.

b. Memberikan dukungan emosional dengan cara menemani dan mengajaknya ngobrol, mendengar keluhannya, memotivasi dirinya, dan menunjukkan bahwa kita memahami perasaannya.

c. Memotivasi untuk mulai beraktivitas dengan cara mengajak berinteraksi dengan keluarga atau orang-orang di sekitarnya, melakukan aktivitas ringan sperti membaca, bermain, dan olahraga.

d. Bila penderita menunjukkan gejala seperti berusaha untuk bunuh diri, tidak mau sama sekali bicara dengan orang lain, menangis terus menerus, dan terlihat sedih berkepanjangan, maka kamu wajib membawanya ke pelayanan kesehatan baik itu puskesmas, klinik psikiater, atau rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mental.


Ketika seseorang telah mengalami depresi maka dia susah untuk membantu dirinya sendiri keluar dari depresi itu, maka perlu keluarga atau orang terdekat untuk membantunya.

2. Agresif 

Ketika perilaku agresif ini muncul hal yang bisa dilakukan ialah melakukan teknik relaksasi nafas dalam supaya perasaan marah itu dikeluarkan. Namun untuk kasus penderita agresif berat, cara seperti ini tidak berefek lagi, karena dia butuh objek tertentu untuk melampiaskan perasaan marahnya.


Cara kedua yang bisa dilakukan ialah dengan memukul benda-benda lembut sperti bantal dan kasur untuk menyalurkan perasaan marah tersebut. Selain untuk melindungi diri dari cedera, cara ini juga bisa menyalurkan energi negatif yang dibentuk dari perasaan marah.

Bagi kamu yang mempunyai teman atau keluarga yang mempunyai perilaku agresif, kamu harus membantunya dengan cara berikut.

a. Membina hubungan saling percaya dengan cara memberinya kesempatan untuk menyampaikan keluhan, menggali informasi dan menjelaskan situasi, membantu merumuskan pemecahan masalah yang dihadapinya, dan mengajaknya untuk melakukan latihan relaksasi.

b. Bila penderita menunjukkan kemarahan yang tidak bisa ditangani, maka hubungi pihak keamanan untuk membawanya ke pelayanan kesehatan.

c. Perlu diingat bahwa bila penderita dalam keadaan sangat marah maka hendaknya jangan membelakangi korban, menjaga jarak, tetap ada kontak mata tanpa sikap menantang, dan sebaiknya tidak menghadapi seorang diri.
Ketika seseorang mengalami perilaku agresif, dia sulit mengendalikan diri karena gangguan kimia otak yang membuat perilakunya tidak bisa dikontrol oleh otaknya.

3. Perilaku Panik

Panik akan membuat si penderita kehilangan kontrol diri yang membuatnya melakukan hal-hal yang dapat membahayakan dirinya. Maka dari itu kita perlu membantunya dengan cara;

a. Membantunya untuk melakukan relaksasi dengan cara melonggarkan pakaian yang ketat, mengajaknya mengatur nafas, memberinya minum, memberikan kata-kata yang menyenangkan, dan mengajaknya berdoa.

b. Memberinya kesempatan untuk mengungkapkan perasaan dan jangan menyalahkannya saat dia mulai bercerita.

c. Tetap bersikap tenang dan tidak terpancing dengan kepanikan yang sedang dialami penderita.

d. Jangan berbohong dan memberi harapan terlalu berlebihan.

e. Bila penderita mengalami kesulitan tidur, gangguan mimpi buruk terus menerus, menderita nyeri yang tidak tertahankan, menarik diri dari lingkungan, atau muncul ide untuk bunuh diri, maka segera bawa penderita ke pelayanan kesehatan baik itu puskesmas, klinik psikiater, atau rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mental.


4. Stress Pasca Trauma

Untuk gangguan ini penderita masih bisa melakukan pendekatan spiritual seperti berdoa, shalat, dan kegiatan ibadah lainnya. Adapun yang bisa kita lakukan untuk mereka yang stress pasca trauma ialah;

a. Membina hubungan saling percaya dengan cara mendengarkan keluhan penderita.

b. Membantunya mengekspresikan perasaan, bila dia perlu menangis maka temani dan biarkan dia menangis sampai batas tertentu.

c. Membantu memahami kejadian yang dialaminya.

d. Mengajarkannya teknik relaksasi seperti tarik nafas dalam dan terapi hipnosis.

e. Mengenali dan memberi tahu potensi yang masih dimilikinya.

f. Bawa kepada dokter, psikiater, atau psikolog bila penderita merasa perlu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mental.


5. Kepikunan

Pahamilah bahwa kepikunan memang sering terjadi pada usia lanjut, maka dari itu kita perlu membantunya untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya.


Jika penderita kehilangan daya ingat ringan, pertimbangkan untuk penggunaan alat bantu atau pengingat. Hindari penempatan penderita di tempat atau situasi yang asing baginya. Temani dan pantau setiap aktivitas yang dilakukan penderita.

6. Psikotik

Penderita psikotik susah membantu dirinya sendiri untuk sembuh, karena gangguan pada sistem saraf pusat yang mengakibatkannya mengalami perubahan perlikau yang susah untuk dikenadalikan.

Untuk itu kita perlu membantunya dengan cara;

a. Membina hubungan baik dan selalu memanggil dengan sebutan namanya.

b. Menerima dan memahami kondisi penderita secara apa adanya.

c. Mendengarkan keluan dengan baik, jangan menyalahkan atau secara berlebihan mengoreksi perilakunya yang kacau.

d. Mencoba menenangkan. Gunakan kata-kata yang lembut, ajak untuk bersikap tenang dan relaks.

e. Memberi kesempatan untuk mencurahkan perasaan dan pikirannya

f. Apabila orang tersebut mangalami halusinasi maka jangan membenarkan halusinasinya, tapijuga jangan membantahnya.

g. Ajak terus dia berbicara supaya bisa mengalihkan halusinasi yang ada pada si penderita.

h. Bawa ke dokter atau psikiater bila langkah-langkah yang disebutkan di atas tidak dapat mengatasi kekacauan perilaku si penderita.


Ketika seseorang mengalami psikotik, dia sulit membedakan hal-hal yang nyata karena pemikiran khayal berupa delusi dan halusinasi memenuhi pikirannya.
7. Somatoform

Bagi yang mengalami somatoform bisa mengatasinya dengan cara memperbanyak ruitinitas seperti olahraga dan aktivitas yang menyenangkan.

Penderita tidak perlu menunggu sampai semua gejala hilang untuk kembali melakukan kegiatan sehari-hari, kerena sakit yang dialami itu hanya penyakit semu yang dibentuk oleh alam bawah sadar si penderita.


Dengan melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan dapat mengalihkan perasaan somatik itu, sehingga sakitnya hilang dengan sendirinya. Yakinkan juga bahwa penyakit tersebut hanya semu, karena sudah ada pemeriksaan fisik yang menyatakan penderita dalam keadaan sehat.

Bila ada teman atau keluargamu mengalami somatoform, maka yang bisa kamu lakukan ialah;

a. Sadari bahwa keluhan penderita adalah nyata, bukan bohong atau rekayasa.

b. Tanyakan tentang keyakinan penderita (apa yang menyebabkan gejala) dan ketakutannya (apa yang ia takutkan terjadi).

c. Berikan keyakinan yang memadai (misalnya nyeri perut tidak berarti kanker).

d. Sarankan penderita untuk tidak memusatkan perhatian terhadap kekhawatiran tentang penyakit.

e. Diskusikan stress emosional yang ada ketika gejala mulai timbul.

f. Memberikan informasi bahwa gejala-gejala yang timbul bila sudah berobat 2 atau 3 kali tidak ada perubahan, mungkin bukan penyakit fisik.

g. Sarankan penderita untuk mendatangi dokter ahli jiwa atau psikiater untuk mengdakan konsultasi.
Ketika seseorang menderita somatoform, dia terlalu fokus terhadap suatu masaslah yang membuat dirinya melupakan aktivitas dan kemampuan positif yang dimiliki dirinya. Tugas kita untuk membantunya mengalihkan fokus itu ke aktivitas yang menyenangkan penderita, sehingga dia akan lupa dengan sakitnya.
Nah, itulah bantuan yang bisa sahabat Perawat Traveler lakukan untuk membantu penderita gangguan jiwa. Bila kita mampu membantu mereka keluar dari gangguannya, maka percayalah bahwa jiwa kita akan terjaga dari sakit-sakit yang dapat mengancam jiwa.

April 03, 2018

Kenali Gangguan Jiwa Sebelum Kamu Mengalaminya

by , in

Di postingan sebelumnya perawat traveler sudah manyajikan informasi tentang,  Enam Tanda Kamu Sehat Jiwa. Nah, sekarang kita akan mengenal gangguan jiwa yang banyak terjadi di masyarakat. Sebelum kamu mengalami ini, ada baiknya mengetahui gejala gangguan jiwa tersebut.

Gangguan jiwa adalah kumpulan gejala-gejala pikiran, perasaan, dan perilaku yang menimbulkan suatu penderitaan (distress), sehingga akan mengakibatkan ketidakmampuan dalam fungsi manusia baik itu melakukan pekerjaan maupun hubungan sosial.

Masalah gangguan jiwa ini masih merupakan masalah yang dianggap tabu oleh masyarakat, sehingga ketika ada keluarga atau diri sendiri mengalami gejala gangguan jiwa malah ditutup-tutupi karena dianggap suatu aib.



Padahal masalah ini harus segera diselesaikan dan mendapatkan pertolongan di pelayanan kesehatan, karena bila dibiarkan maka akan menjadi gangguan jiwa berat yang biasa disebut skizofrenia. Orang yang menderita skizofrenia akan menyebabkan perubahan proses berpikir dan tanggapan emosi bagi penderitannya.

Baiklah, mari kita lihat satu persatu gangguan-gangguan jiwa yang banyak terjadi di masyarakat.

1. Depresi


Depresi biasanya disebabkan karena sedih yang mendalam. Gejalanya ditandai dengan perubahan fisik seperti sakit kepala, nyeri punggung, gangguan tidur, gangguan makan, letih yang berlebihan, sering terbangun di malam hari, dan penurunan gairah seksual

Selain itu gejalanya juga terlihat dari perilaku yang ditunjukkan, seperti menghindari atau menolak berinteraksi dengan orang lain, putus asa, merasa tidak berharga, tidak peduli terhadap lingkungan sekitar, dan terkadang mempunyai pikiran atau usaha untuk bunuh diri.

2. Agresif


Bila kamu sering marah dan bernafsu untuk menyerang orang lain atau menyakiti dirimu sendiri, hati-hatilah berarti kamu mengalami gangguan jiwa.

Gejala fisik yang bisa diamati saat perilaku marah itu muncul ialah ekspresi wajah merah, tangan mengepal, dan rahang terkatup. Sedangkan bentuk perilaku yang ditunjukkan ialah menolak berhubungan dengan orang lain, menyalahkan orang lain atau Tuhan, kasar dan tidak tenang, mengancam, dan menyerang atau merusak lingkungan sekitarnya.

3. Perilaku Panik


Sadarkah kamu bahwa panik juga termasuk gangguan jiwa? Perilaku panik ini tentu sangat membahayakan karena bila tidak diobati segera ini malah mengganggu aktivitas kehidupan si penderita.

Genjala yang timbul karena panik yaitu jantung berdebar-debar, sesak nafas, keringat dingin, gemetar dan menggigil, sakit kepala, dan merasa tidak berdaya seperti dirinya lemah seolah-olah akan mati.

Serangan panik juga mengakibatkan perubahan perilaku yang tidak terkontrol seperti berlari-lari tanpa tujuan, bingung karena tidak tahu harus berbuat apa, mondar-mandir, merasa takut, sering berbicara dengan nada tinggi, dan menangis meraung-raung.

4. Stress Pasca Musibah


Musibah juga dapat memicu munculnya gangguan jiwa di masyarakat, apalagi kalau ada riwayat pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.

Gejala fisik yang muncul berupa mimpi buruk yang menakutkan tentang kejadian trauma, gangguan tidur karena mimpi buruk tersebut sehingga penderita menjadi lelah secara fisik, muka pucat, dan jantung berdebar-debar bila dihadapkan pada situasi yang mengingatkan kembali pada kejadian yang traumatik tersebut.

Perilaku yang sering ditunjukkan yaitu merasa ketakutan, merasa sedih dan putus asa, mudah terkejut, dan keadaan ini terus menerus dirasakan baik waktu tidur maupun pada waktu terjaga.

5. Kepikunan


Faktor usia lanjut mengakibatkan seseorang mengalami kepikunan. Gejala fisik yang dapat dilihat berupa penurunan daya ingat mengenai hal yang baru terjadi, misalnya penderita lupa apakah sudah makan, mandi, dan lupa meletakkan barang-barangnya di mana.

Kepikunan juga akan menyebabkan penurunan daya pikir, seperti tak mampu lagi berhitung yang biasanya mudah dilakukan, penurunan daya nilai seperti sulit membedakan yang baik dan yang buruk, penurunan kemampuan berbahasa yaitu sulit untuk mencari kata-kata untuk menyatakan pendapat, dan penurunan fungsi sehari-hari seperti berpakaian, mandi, mencuci, memasak, serta tidak mampu melakukan kegiatan lainnya sendiri.

Perilaku yang ditunjukkan dapat berupa kehilangan kendali emosional, misalnya mudah bingung, menangis atau mudah tersinggung. Selain itu emosinya juga sering meledak-ledak, curiga, dan membuat gaduh.

6. Psikotik


Gangguan jiwa ini mengacu pada perilaku kacau yang ditandai dengan gejala fisik yaitu penampilannya yang tidak terawat dan tidak sesuai dengan situasi.

Perilakunya terlihat dari bicaranya yang kacau dan tidak dapat dimengerti, sering tertawa atau bicara sendiri, mondar-mandir tanpa tujuan, mengulang perbuatan tertentu tanpa tujuan yang jeas misalnya mencuci tangan berulang-ulang, gelisah, tidak tidur berhari-hari, dan mengurung diri di kamar.

Selain itu orang yang mengalami psikotik juga mempunyai keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan dan budaya yang disebut dengan waham. Misalnya menganggap dirinya sebagai Tuhan, Nabi, meyakini ada orang lain yang akan mencelakakan dirinya, dan berbagai persoalan yang tidak benar secara kenyataan. Terkadang halusinasi pun juga muncul pada orang yang mengalami psikotik ini.

7. Somatoform


Orang yang mengalami somatoform terlihat sehat dan normal dari penampilan fisiknya, namun mereka sering mengeluh sakit pada bagian tubuh tertentu. Keluhan mungkin tunggal atau banyak, dan bisa berubah dari waktu ke waktu.

Mereka sering berkunjung ke tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan secara berulang kali, walaupun hasil pemeriksaan fisik tidak menunjukkan gejala penyakit apa pun. Mereka meyakini dirinya sakit dan terus-terus mengeluhkan tentang sakitnya sehingga mengakibatkan mereka mengalami cemas yang berlebihan serta depresi.

Itulah gangguan-gangguan jiwa yang sering kita jumpai di masyarakat. Apakah sahabat perawat traveler mengalami hal itu?

Tunggu postingan berikutnya tentang penatalaksananaan atau solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan jiwa tersebut.

Salam sehat jiwa.

My Instagram