TERAPI BERMAIN MEWARNAI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
(2–5 TAHUN) DI POLIKLINIK ANAK RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan
anak dan salah satu alat paling penting untuk penatalaksanaan stres, karena
hospitalisasi. Anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas
yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat
penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit
atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk
membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan
ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra sekolah
adalah kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan
tahun-tahun pertama masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka
dihabiskan untuk bermain (Elizabeth B Hurlock, 2009).
Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum hospitalisasi, selama hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak dapat melakukan kebiasaannya bermain bersama teman-temannnya, lingkungan dan orang-orang yang asing baginya serta perawatan dengan berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan / ketakutan (Carson, dkk, 2012)
Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti menambah permasalahan baru yang bila tidak ditanggulangi akan menghambat pelaksanaan terapi di rumah sakit. Pemberian terapi bermain ini dapat menunjang tumbuh kembang anak dengan baik. Pada kenyataannya tidak semua anak dapat melewati masa kanak-kanaknya dengan baik, ada sebagian yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami gangguan kesehatan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kami melakukan terapi bermain di rumah sakit khususnya di ruang perawatan anak, sehingga diharapkan asuhan keperawatan dapat menunjang proses penyembuhan dan dapat menunjang tumbuh kembang anak selama di Rumah Sakit (Elizabeth B Hurlock, 2009).
B.
TUJUAN
1.
Tujuan umum
Secara umum
tujuan dari terapi bermain ialah untuk mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas supaya
beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan pengobatannya. Dengan bermain anak dapat mencapai tugas perkembangannya secara optimal, sesuai tahap perkembangan walaupun
dalam kondisi sakit (Soetjiningsih, 2015).
2.
Tujuan khusus
Secara
teoritis tujuan bermain secara khusus ialah:
a. Meningkatkan stimulasi motorik kasar dan halus
pada anak
b. Melatih
meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna dalam menunjukkn gambar.
c. Meningkatkan tumbuh kembang anak sesuai dengan
usia nya
d. Meningkatkan perkembangan
mental, imajinasi dan kreativitas anak usia pre-school.
e. Dapat menerapkan waktu
yang tepat untuk melakukan permainan sehingga anak tidak kehilangan waktu
bermain.
f. Meminimalkan
dampak hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses
kesembuhan anak.
g. Mampu berinteraksi dengan tenaga kesehatan
h. Membuat suasana gembira dan senang.
(Wong, 2008).
BAB II
TERAPI
BERMAIN
A. Pengertian
Bermain adalah suatu konsep yang
sangat penting bagi anak. Konsep pembelajaran pada anak adalah bagaimana mereka
bermain. Dengan bermain mereka belajar tentang dunia luar dan lingkungannya
dimana mereka berada. Fungsi khusus bermain pada anak mencakup perluasan
ketrampilan sensori motorik, kreativitas, intelektual dan perkembangan sosial.
Berikut adalah fungsi bermain pada anak
(Wong, 2005).
1.
Perkembangan fisik
a.
Perkembangan
ketrampilan gerakan halus dan kasar
b. Koordinasi
oto-otot
c. Eksplorasi
d. Stimulasi
kinestetik
e. Perkembangan
sendi dan tulang
2. Perkembangan
kognitif
a. Penggunaan
rasa : sentuhan, penglihatan, pendengaran, bau dan rasa
b. Belajar
mengenal warna, ukuran, ketajaman, tekstur, objek yang penting
c. Penyelesaian
masalah, berpikir kritis
d. Kreativitas
e. Koordinasi
tangan – kaki
3. Perkembangan
emosional
a. Belajar
strategi koping
b. Memberikan
jalan keluar pada stress
c. Mengembangkan
kesadaran diri
d. Memberikan
bermain, dengan memberikan rasa atau makna penting
e. Perkembangan
social
f. Ketrampilan
perkembangan social
g. Belajar
salah dan benar
h. Belajar
membedakan peran melalui permainan imaginative
4. Perkembangan
moral
a. Belajar
berprilaku yang dapat diterima dan tidak diterima
b. Belajar
sharing menyadari perasaan orang lain
c. Belajar
siapa mereka dan tempat mereka dialam ini
B.
Tipe
Bermain
Menurut Erlita
(2006), terdapat beberapa tipe bermain bagi anak,
tergantung pada tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Beberapa tipe
bermain pada anak sesuai dengan perkembangan usia.
1.
Solitary
play
a. Mulai
dari bayi dan pada umumnya adalah toodler
b. Merupakan
jenis permainan dimana anak bermain sendiri atau independent walaupun ada
beberapa orang lain disekitarnya. Hal ini karena keterbatasan social,
ketrampilan fisik dan kognitif.
2.
Parallel
play
a. Dilakukan
oleh suatu kelompok anak balita atau pra sekolah yang masing-masing mempunyai
permainan yang sama tetapi satu sama lainnya tidak ada interaksi dan tidak
saling tergantung
b. Karakteristik
khusus pada usia toddler.
3.
Associative
play
a. Permainan
kelompok dengan tanpa tujuan kelompok
b. Mulai
dari usia toddler dan dilanjutkan sampai usia prasekolah
c. Merupakan
permainan dimana anak dalam kelompok dengan aktivitas yang sama tetapi belum
terorganisir secara formal. Jadi belum ada pembagian tugas diantara anak dan
mereka bermain sesuai keinginannya.
4.
Cooperative
play
a. Permainan
yang terorganisir dalam kelompok, ada tujuan kelompok dan ada yang memimpin
b. Dimulai
dari anak pra sekolah
5.
Onlooker
play
a. Anak
melihat atau mengobservasi permainan orang lain tetapi tidak ikut bermain,
walaupun anak dapat menanyakan permainan itu.
b. Biasanya
dimulai pada usia toddler
6.
Therapeutic
play
a. Pedoman
bagi tenaga tim kesehatan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
psikososial anak selama hospitalisasi
b. Dapat
membantu mengurangi stress, memberikan instruksi dan perbaikan kemampuan
fisiologis.
c. Permainan
dengan menggunakan alat-alat medic dapat menurunkan kecemasan dan untuk
pengajaran perawatan diri
d. Pengajaran
dengan melalui permainan dan harus diawasi seperti ; menggunakan boneka untuk
diperagakan melakukan penyuntikan atau dengan mengunakan gambar-gambar seperti
pemasangan gips, injeksi, pasang infuse dan sebagainya.
C.
Manfaat
Bermain
Menurut Erlita (2006) manfaat-manfaat
yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan
pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.
3. Aktivitas yang
dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol
diri.
5. Berkembanghnya berbagai
ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6. Meningkatnya daya
kreativitas.
7. Mendapat kesempatan
menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk
mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
9. Kesempatan untuk
bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan
untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat
mengembangkan kemampuan intelektualnya.
D.
Macam
Bermain
1. Bermain
aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif,
kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif
meliputi (Soetjiningsih,
1995:
a. Bermain
mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
b. Perhatian
pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan
kadang-kadang berusaha membongkar.
c. Bermain
konstruksi (Construction Play)
d. Pada
anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
e. Bermain
drama (Dramatic Play)
f. Misal
bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
g. Bermain
fisik
h. Misalnya
bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain
pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain
dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah
lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya (Soetjiningsih,
1995).
Contoh:
Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi
dsb.
Menurut Soetjiningsih (1995), dalam kegiatan bermain
kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat
hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan
anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
b. Tidak
ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak
ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak
mempunyai teman bermain.
E.
Alat
Permainan Edukatif (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE)
adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan
dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk (Erlita, 2006) :
1. Pengembangan
aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang
pertumbuhan fisik anak, terdiri
dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola,
mainan yang ditarik dan didorong, tali, dan lain-lain.
Contoh alat bermain Motorik halus : gunting,
pensil, bola, balok, lilin, dan lain-lain.
2. Pengembangan
bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.
Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
majalah, radio, tape, TV, dan lain-lain.
3. Pengembangan
aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dan
lain-lain.
Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dan lain-lain.
4. Pengembangan
aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak,
keluarga dan masyarakat.
Contoh
alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir,
bola, tali, dan lain-lain.
F.
Hal-Hal
Yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain
Menurut Erlita (2006), hal –
hal Yang perlu diperhatikan dalam
melakukan terapi bermain antara lain :
1. Bermain/alat
bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan
disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi
suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan
yang lebih majemuk.
4. Jangan
memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan
memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
G.
Bentuk-
Bentuk Permainan
Menurut Erlita (2006), bentuk –
bentuk permainan disesuaikan dengan usia tumbuh kembang anak sehingga dapat
memenuhi kebutuhan bermain pada anak . Adapun bentuk – bentuk permainan sesuai
usia antara lain:
Usia 0 – 12
bulan
Tujuannya adalah :
1. Melatih
reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam.
2. Melatih
kerjasama mata dan tangan.
3. Melatih
kerjasama mata dan telinga.
4. Melatih
mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
5. Melatih
mengenal sumber asal suara.
6. Melatih
kepekaan perabaan.
7. Melatih
keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
1. Benda-benda
yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
2. Alat
permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
3. Alat
permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
4. Alat
permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
5. Alat
permainan berupa selimut dan boneka.
Usia 13 – 24
bulan
Tujuannya adalah :
1. Mencari
sumber suara/mengikuti sumber suara.
2. Memperkenalkan
sumber suara.
3. Melatih
anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
4. Melatih
imajinasinya.
5. Melatih
anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
1. Genderang,
bola dengan giring-giring didalamnya.
2. Alat
permainan yang dapat didorong dan ditarik.
3. Alat
permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah
pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar,
kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil
berwarna.
Usia
25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
1. Menyalurkan
emosi atau perasaan anak.
2. Mengembangkan
keterampilan berbahasa.
3. Melatih
motorik halus dan kasar.
4. Mengembangkan
kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna).
5. Melatih
kerjasama mata dan tangan.
6. Melatih
daya imajinansi.
7. Kemampuan
membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
1. Alat-alat
untuk menggambar.
2. Lilin
yang dapat dibentuk
3. Pasel
(puzzel) sederhana.
4. Manik-manik
ukuran besar.
5. Berbagai
benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
6. Bola.
Usia
32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
1.
Mengembangkan kemampuan
menyamakan dan membedakan.
2.
Mengembangkan kemampuan
berbahasa.
3.
Mengembangkan
pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
4.
Merangsang daya
imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).
5.
Membedakan benda dengan
permukaan.
6.
Menumbuhkan
sportivitas.
7.
Mengembangkan
kepercayaan diri.
8.
Mengembangkan
kreativitas.
9.
Mengembangkan
koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
10. Mengembangkan
kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
11. Mengembangkan
sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.
12. Memperkenalkan
pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung
dan tenggelam.
13. Memperkenalkan
suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
1. Berbagai
benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar &
tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
2. Teman-teman
bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
Usia
Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
1. Alat
olah raga.
2. Alat
masak
3. Alat
menghitung
4. Sepeda
roda tiga
5. Benda
berbagai macam ukuran.
6. Boneka
tangan.
7. Mobil.
8. Kapal
terbang.
9. Kapal
laut dsb
SATUAN ACARA
PERMAINAN
A. Judul/ jenis permainan : Mewarnai gambar “Aku
dan Cita-citaku”
1.
Pokok
pembahasan : Terapi
bermain pada anak di poliklinik anak
2.
Sub pokok
pembahasan : Terapi bermain anak usia prasekolah
B. Tempat :
Ruang
poliklinik anak RSUD ZA Banda Aceh
C. Tanggal pelaksanaan :
21 Juli 2016
D. Lama / waktu
bermain : 40 menit
(09.30-10.10)
E. Jumlah Anak :
4 – 6 orang
F.
Usia Anak : Toddler (2 –
5 tahun)
G. Alat-alat yang diperlukan : 1. Kertas gambar
2. Pensil warna dan crayon
3. Papan mading
5. Kertas karton
6. Kertas origami
7. Balon
8. Lem dan spidol
H. Metode
yang digunakan : 1. Ceramah
2. Bermain bersama
I. Tujuan
1. Tujuan umum : Secara
umum tujuan dari terapi bermain ialah untuk menngembangkan aktifitas dan kreatifitas supaya beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan pengobatannya. Dengan bermain anak dapat mencapai tugas perkembangannya secara optimal, sesuai tahap perkembangan walaupun dalam kondisi sakit (Soetiningsih, 2015).
2.
Tujuan
khusus :
a. Meningkatkan stimulasi motorik kasar dan halus
pada anak
b. Melatih
meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna dalam menunjukkn gambar.
c. Meningkatkan tumbuh kembang anak sesuai dengan
usia nya
d. Meningkatkan perkembangan
mental, imajinasi dan kreativitas anak usia pre-school.
e. Dapat menerapkan waktu
yang tepat untuk melakukan permainan sehingga anak tidak kehilangan waktu
bermain.
f. Meminimalkan
dampak hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses
kesembuhan anak.
g. Mampu berinteraksi dengan tenaga kesehatan.
h. Membuat suasana gembira dan senang.
(Wong, 2008).
3.
Tujuan di poliklinik anak
a. Sebagai distraksi atau pengalihan terhadap nyeri atau
sakit yang diderita anak.
b. Mengurangi dan menghilangkan kecemasan karena
hosptalisasi.
c. Mengurangi dan menghilangkan efek jenuh atau kebosanan
terhadap anak atas terapi pengobatan yang dijalankannya.
d. Dapat dijadikan sebagai cara untuk anak bersosialisasi
dengan teman seusianya.
e. Sebagai tempat penyaluran imajinatif dan kreativitas
anak.
f. Memberikan pengetahuan kepada orang tua bahwa dengan cara
bermain, dapat dijadikan sebagai terapi dalam penyembuhan anak sakit.
g. Mampu berinteraksi dengan tenaga kesehatan.
h. Membuat suasana gembira dan senang.
J. Rencana Pelaksanaan
No
|
Terapis
|
Waktu
|
Subjek Terapai
|
1.
|
Persiapan :
1. Menyiapkan
ruangan
2. Menyiapkan
alat dan bahan
3. Menyiapkan
anak dan keluarga
|
5 menit
|
1. Ruangan,
alat, bahan, anak dan keluarga siap
|
2.
|
Proses :
1.
Membuka proses terapi bermain dengan mengucap kan
salam, memperkenalkan diri.
2.
Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang tujuan
dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan.
3.
Mengajak anak bermain .
4.
Mengevaluasi respon anak dan keluarga.
|
30 menit
|
1.
Menjawab salam, Memperkenalkan
diri, Memperhatikan.
2.
Bermain bersama dengan antusias
dan mengungkapkan perasaannya.
|
3.
|
Penutup :
Menyimpulkan dan mengucapkan salam
|
5 menit
|
1. Memperhatikan
dan menawab salam
|
K. Pembagian
tugas : 1.
Leader/pemandu : Yelli Sustarina,
S.Kep
2. Co Leader :
Silvia Nazar Wati, S.Kep
3. Notulen :
Kusrahmi, S. Kep
4. Fasilitator : Yuanita Ananda, S.Kep
:
Rahmayanti, S.Kep
Keterangan :
Leader/Pemandu : Pemimpin dan mengarahkan jalannya kegiatan
terapi
bermain
Co-Leader : Membantu Leader dalam memandu
kegiatan
Notulen : Mencatat dan mendokumentasikan
kegiatan
Fasilitator : Mempersiapkan tempat, media, alat
dan bahan serta
peserta untuk
mengikuti kegiatan.
L. Kriteria
Evaluasi
1.
Evaluasi Struktur
a.
Adanya
partisipasi dari peserta terapi bermain dalam
mengikuti kegiatan
b. Media
dan peralatan telah tersedia
c. Waktu
dan Tempat kegiatan sesuai perencanaan
2. Evaluasi
Proses
1) Kegiatan
selesai sesuai dengan perencanaan
2)
Mahasiswa
dan peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3)
Tidak
ada gangguaan selama kegiatan
3. Evaluasi
Hasil
1)
75% peserta terapi bermain dapat mengikuti
instruksi melipat origami
2) 75%
peserta dapat menyebutkan bentuk origami yang telah dibuat
M.
Materi
penyuluhan bermain mewarnai gambar “Aku dan cita-citaku”
1.
Pengertian
Menggambar dan mewarnai
adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Lewat menggambar, mereka bisa
menuangkan beragam imajinasi yang ada di kepala mereka. Gambar-gambar yang
mereka hasilkan juga dapat menunjukkan tingkat kreativitas dan suasana hati
masing-masing anak.
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar
diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar.
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress
dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
2. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas
berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic
play”).
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk, mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan
ketrampilan motorik halus.
c.
Mewarnai
gambar juga aman
untuk anak usia toddler, karena menggunakan media kertas gambar dan crayon.
d. Anak dapat
mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara untuk
berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan
karena proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya
tidak akurat dan negative.
f. Bermain mewarnai
gambar dapat
memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk
pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
g. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang
merupakan metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.
3.
Fungsi
warna
a. Fungsi identitas, dimana orang mengenal sesuai dari
warnanya, seperti seragam, bendera, logo perusahaan dll.
b. Fungsi isyarat, warna memberikan tanda-tanda atas
sifat dan/atau kondisi, seperti merah bisa memberikan isyarat marah atau
bendera putih mengisyaratkan "menyerah"
c. Fungsi psikologis, warna juga memberikan kesan
terhadap yang melihat, seperti misalnya warna hijau rumput dapat memberikan
kesan yang menyegarkan
d. Fungsi alamiah, warna adalah properti benda tertentu,
seperti buah tomat jarang ada yang hitam kan
4.
Macam-macam
warna dan kegunaannya
a. Merah
: digambarkan dalam pengertian aktif, merangsang, energik, dan penuh vitalitas.
b. Kuning
: digambarkan sebagai pemecah perhatian yang baik dan memberi pengaruh
keceriaan.
c. Hijau
: memiliki konotasi kekayaan, kesehatan, ketenangan, dan ketentraman.
d. Biru
: mengarah pada kesegaran dan rasa dingin
e. Putih
: melambangkan kemurnian, kebersihan dan kehalusan.
Contoh
gambar yang akan diwarnai
Note : Bagi yang membutuhkan soft copynya, bisa hubungi melalui email: yellsaints.paris@gmail.com atau WA/HP : 0852 6008 0834
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Telah Memberikan Komentarnya - Silahkan Komentar dibawah ini !!!!