Photo Bersama Setelah Pemberian Penyuluhan |
Pernahkah teman-teman melihat bagaimana
orang dengan gangguan jiwa yang sedang kambuh? Pasti ngeri bukan? bahkan bisa
membahayakan keselamatan kita. Nah, perawat
travelers pernah berhadapan dengan situasi seperti ini. Parahnya lagi
kejadiannya berlangsung saat penyuluhan tentang “Peran Keluarga dalam
Penanganan Kekambuhan pada Pasien Gangguan Jiwa”.
Saat itu kami diberi tugas untuk
memberikan penyuluhan tentang tema di atas, targetnya ialah kelurga pasien yang
sedang berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Selain, keluarga pasien, kadang
pasien yang rawat jalan sering juga di bawa untuk konsultasi kepada dokter jiwa
dan jika kondisinya memungkinkan dia juga kami libatkan sebagai audiens dalam
penyuluhan ini.
Kami pun melakukan penyuluhan di ruang
tunggu Poliklinik Rumah Sakit Jiwa, Nanggroe Serambi. Aku bertindak sebagai
moderator saat itu. Sebagai perawat, kami harus siap sedia bertindak menjadi
apapun yang ditunjuk, kerja tim ialah kuncinya untuk mendapatkan nilai yang
bagus.
Layaknya moderator akupun melakukan tugas
sesuai peranku, membuka acara, menyapa para audiens (pasien & keluarga
pasien), memimpin jalannya diskusi dan memotivasi audiens agar mau berperan
aktif, baik itu dengan bertanya ataupun berbagi pengalaman.
Saat Berlangsungnya Acara Penyuluhan |
Ditengah
jalannya diskusi, tiba-tiba ada seorang pasien yang sedang kambuh. Kemudian
berjalan mondar-mandir di depan audiens sambil menaburkan barang-barangnya.
Mulutnya komat kamit seperti orang yang sedang membaca mantra.
“Kambuh merupakan keadaan dimana muncul gejala yang sama seperti
sebelumnya dan mengakibatkan klien harus
dirawat kembali”
Fokus audiens tidak lagi tertuju padaku,
tetapi ke perempuan muda yang sedang kambuh itu. Dia terus mondar mandir
mengelilingi kami, sambil berucap “pergi.., pergi.,”. Ibunya pun mengejarnya
dari belakang, tapi dia tak peduli seoalah benar-benar sedang mengusir sesuatu.
Diskusipun
sempat terhenti, kamipun terpana melihat drama yang berlangsung beberapa menit
itu. Padahal kami baru saja membahas tentang peran keluarga dalam menangani
pasien kambuh, lah.., tiba-tiba langsung ada pertunjukannya di depan mata,
siapa yang nggk shok.
Aku
yakin jika kamu berada disitu, pasti pada kabur. Untunglah kami sudah biasa
dengan hal seperti itu, walaupun sebenarnya dalam hati pengen cepat kabur
segera. Tapi, ya.., mau gimana lah, malu dong sama keluarga pasien dan status perawat.
Teman-temanku
yang bertugas sebagai observan segera menangani perempuan tersebut. Ternyata
pasien itu pernah kami rawat dua hari yang lalu di ruang akut. Atas permintaan
orang tuanya, dia meminta dikeluarkan dari RSJ karena katanya ingin berobat ke
dukun. Waduhh... hari gini masih percaya dengan dukun? Ampun deh..,
Karena Ibunya memaksa, jadi pihak RSJ
memberikan izin untuk pulang, padahal sebenarnya pasien tersebut belum
diizinkan untuk pulang. Dua hari setelah pulang, rupanya dia kambuh lagi bahkan
bertambah parah.
Pada
saat itulah tanpa ada di skenario, tiba-tiba dia masuk ke acara kami dan memperlihatkan
bahwa dia sedang kambuh, luar biasa bukan! Penyuluhan kami langsung disertai
dengan contoh barangnya, hehehe maksudnya bentuk pasien kambuh.
Setelah
intermezo tersebut, kami kembali melanjutkan diskusi tentang penanganan pasien
amuk. Yang uniknya setelah kejadian tadi membuat para audiens bersemangat untuk
bertanya, dan malah kami kewalahan untuk menjawab pertanyaan dari mereka.
Padahal
jarang-jarang loe keluarga pasien yang mau mendengarkan secara habis dan mau
terlibat secara aktif saat penyuluhan seperti ini. Tapi alhamdulillah, si bunga
gadis amuk menghidupkan suasana penyuluhan kami. Walapun dia harus kembali di
rawat di ruang akut RSJ.
Dapat Bagian Berperan Sebagai Perawat Jiwa |
Di akhir stase keperawatan jiwa, kamipun
mengambil kisahnya si bunga gadis amuk untuk di dramakan atau di role play kan di depan umum. Aku dapat
bagian sebagai perawat dalam skenario itu. Di akhir kisahnya, si bunga gadis
harus di tahan lebih lama di ruang akut sampai kondisinya benar-benar stabil.
Maka nurse, harus selalu stanby :D
BalasHapushehehe.,,, benar banget bg Ibnu :D
HapusPerawatku_selalu siap setia, Selalu Bergembira, Jgn pernah mengeluh dlm menangani kekambuhan..
BalasHapusYA jelaslah..,, terima kasih :D
HapusPeran keluarga pasien sungguh sangat penting dalam hal ini ya, Mbak :)
BalasHapusItu hal yang paling utama diperlukan saat pasien sudah diizinkan untuk dirawat di rumah!
Hapus