Menulis Sebagai Bukti Perawat Itu Ada dan Hidup Selamanya

Post Top Ad

Perlukah Bibir Sumbing di Operasi?


Ilustrasi, pasien pasca operasi bibir sumbing
Sumber foto; http://dentaloncentral.com

Bulan Agustus lalu Perawat Traveler menuju Sabang meliput kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) salah satu perusahaan jasa pengatar barang, untuk operasi bibir sumbing. Baca di sini.

Memang sih posisinya saya bukan perawat disitu, tapi jiwa perawat saya masih melekat ketika berhadapan dengan pasien yang mengalami bibir sumbing. 

Hampir semua pasiennya anak-anak, tentu nurani seorang perawat terpanggil untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang mau dioperasi tersebut. Hanya saja waktu saya tidak cukup untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai lima proses dasar keperawatan.


Andai saya punya waktu lebih banyak merawat adik ini
Foto doc. pribadi (sudah ada izin untuk dipublikasi)

Saya hanya bisa mengakaji sedikit latar belakang pasien dan memberikan semangat kepada mereka dan keluarganya. Akan tetapi yang mau saya sampaikan dalam tulisan ini ialah terkait informasi bibir sumbing tersebut, karena banyak yang bertanya kepada saya perlukah bibir sumbing itu dioperasi?

Bagaimana yang Dikatakan Bibir Sumbing?

Bibir sumbing yang biasanya disebut orang awam, mempunyai dua kategori menurut ilmu medis. Ada yang sumbing pada celah bibir disebut labioskizis dan pada celah langit-langit mulut disebut palatoskizis.

A. Labioskizis. B. Palatoskizis.Sumber foto : http://strikeey.blogspot.co.id

Sumbing pada celah bibir terjadi karena kegagalan pada penyatuan prosesus nasalis maksilaris (tulang bagian hidung) dan mediana (garis yang melintas tepat di tengah tubuh dengan arah lintasan atas bawah) selama awal embrio. Sumbingnya bervariasi dari lubang yang kecil hingga celah lengkap pada bibir atas yang membentang ke dalam dasar hidung.

Sumbing pada celah langit-langit mulut karena sobekan kecil pada garis tengah langit-langit mulut, akibat kegagalan penyatuan kedua sisinya. Insiden terjadinya kasus ini 1 dalam 2000 kelahiran hidup.

Pada kasus-kasus tertentu ada yang mengalami robekan pada celah bibir dan langit-langit mulut, sehingga harus melakukan operasi berkali-kali untuk menyatukan langit-langit mulut dan celah bibir. Insiden pada kasus ini 1 dalam 800 kelahiran hidup.
Sumbing pada celah bibir dan juga langit-langit mulut
Sumber foto : http://www.pinsdaddy.com

Saya sempat mengobrol sama pasien yang telah empat kali operasi bibir sumbing dan ini operasi kelima baginya. Usianya baru 13 tahun, namun sudah berkali-kali melakukan operasi untuk memperbaiki mulut dan bibirnya.

Operasi bibir sumbing tidak bisa dilakukan sekali saja, karena ketika pasien tumbuh dewasa bagian yang dioperasi tersebut akan tertarik seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan tubuh pasien, sehingga celah bibir atau langit-lagit lidah yang ditautkan saat operasi akan terbuka kembali.

Makanya operasi bibir sumbing tidak cukup dilakukan sekali, begitu menurut dr. Aji Suryanto yang merupakan salah satu dokter Smile Train Indonesia.

Apa Penyebabnya?

Menurut Wyszinki, Duffy, dan Beatyy (1997) 11% hingga 12% penyebab anak sumbing pada celah bibir dan langit-langit mulut karena saat mengandung ibunya merokok atau terhirup asap rokok. 

Warisan genetik juga menjadi penyebab dari bibir sumbing ini. Jika ada salah satu anggota keluarganya mengalami bibir sumbing, besar kemungkinan ada keluarga lainnya mengalami bibir sumbing, namun tidak selalu demikian.

Siapa yang Melakukan Operasi Bibir Sumbing?

Operasi bibir sumbing ini dilakukan oleh tim pelayanan kesehatan multidisiplin yaitu.

1. Dokter spesialis anak
2. Dokter Bedah plastik
3. Dokter Ortodontik (Cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan, perkembangan, variasi wajah, rahang dan gigi yang sangat besar dan abnormalitas dentofasial serta perawatan perbaikannya)
4. Dokter Tenggorokan, Hidung, dan Telinga (otorinolaringologi)

Setelah pasien selesai dioperasi maka dilanjutkan dengan perawatan dan pelayanan yang melibatkan.

1. Patologi wicara/bahasa dan audiologi
2. Perawat 
3. Pekerja sosial (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Kapan Bisa Dilakukan Operasi?

Umumnya operasi bisa dilakukan sampai bayi berusia 12 hingga 18 bulan. Hal ini lebih memudahkan dokter untuk menutup celah pada usia ini sebelum anak mengalami penyimpangan pada kebiasaannya berbicara.

Walaupun sudah dilakukan operasi, tapi anak yang mengalami sumbing pada celah bibir dan langit-langit mulut akan mengalami gangguan bicara dalam derajat tertentu, sehingga suaranya akan terdengar sangau. 

Oleh karena itu perlu terapi bicara yang dilakukan oleh ahli patoloi wicara/bahasa dan audiologi.

Bagaimana Perawatannya?

Perawatan pada pasien yang mengalami sumbing pada celah bibir dan langit-langit mulut ini meliputi perawatan prabedah, perawatan jangka pendek pascabedah, dan penatalaksanaan jangka panjangnya.

Perawatan prabedah yang harus dilakukan ialah dengan mempertahankan asupan nutrisi pasien sebelum dilakukannya operasi. Jika pada bayi, maka ASI nya harus tercukupi dan atur posisi dot atau puting di antara lidah bayi dan langit-langit mulut saat menyusui, sehingga gerakan lidah memperlancar pemerahan ASI.

Pasien yang akan dioperasi juga harus dipuasakan selama 6 atau 8 jam, jadi orang tua bayi harus memahami prosedur operasi ini. Orang tua bisa menanyakan informasi terkait prosedur operasi kepada dokter atau pun perawat.

Sedangkan perawatan pascabedah yang bisa dilakukan ialah ditjukan untuk melindungi luka operasi. Usahakan jangan sampai anak menggaruk atau memegang luka operasi tersebut dengan membalut tangannya. Setelah pasien sadar sepenuhnya berikan minum dengan hati-hati. 

Orang tua hendaknya memantau makanan anak, hindari makanan dengan bahan keras seperti roti bakar, kue kering, dan kripik, karena makanan ini bisa merusak langit-langit mulut yang baru diperbaiki.

Perawatan jangka panjang yaitu melakukan perawatan mulut mulut yang baik dan menyikat gigi yang benar.

Anak dengan bibir sumbing, baik sumbing pada celah bibir maupun langit-langit mulut atau keduanya hendaknya harus di operasi. Hal ini dikarenakan selain memperbaiki penampilan anak, juga supaya tidak menyatunya saluran pencernaan dan pernapasan, akibat adanya celah.

Oleh karena itu terapi terbaik untuk pasien dengan bibir sumbing ialah dengan melakukan pembedahan atau operasi. Selama ini operasi bibir sumbing telah banyak dilakukan bahkan yayasan Smile Train Indonesia sudah ratusan anak bibir sumbing yang dioperasi untuk mengembalikan senyum mereka.

2 komentar:

  1. kasihan kalau bibir sumbing gak di operasi yaa. ntar susah makan n minum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sangat berbahaya bagi sistem pencernaan dan pernapasan.

      Hapus

Terimakasih Telah Memberikan Komentarnya - Silahkan Komentar dibawah ini !!!!

My Instagram